Mbah Cep hanya bisa meminta maaf sambil menenangkan istrinya yang sudah tak makan berhari-hari karena tak ada pemberian dari tetangga.
Hidup kelaparan sudah menjadi hal biasa untuk Mbah Cep dan istrinya. Tak ada nasi, lauk, bahkan sekedar air hangat di rumahnya.
Di usianya yang senja, Mbah Cep sudah tak kuat lagi untuk mencari nafkah. Alhasil, hidupnya dan istri hanya bergantung pada belas kasih dari tetangga sekitar.
Jika ada sedikit makanan hasil pemberian, Mbah akan membaginya menjadi beberapa porsi untuknya dan istri. Tak jarang nasi dan sayur hasil pemberian menjadi basi dan tak layak makan lagi.
Namun, itu satu-satunya cara yang Mbah lakukan agar bisa terus bertahan sambil nunggu pemberian selanjutnya yang tak pasti kapan.
Tubuh Mbah Cep sudah bungkuk dan lemah, sementara istrinya lebih buruk lagi—tak bisa bangun dari ranjang, sehingga BAK dan BAB pun harus di situ. Dengan sabar dan penuh kasih sayang, Mbah Cep merawatnya seorang diri.
Tak seharusnya ada orang tua yang harus menghabiskan masa tuanya dalam kelaparan dan ketidakpastian seperti ini. Di luar sana, mungkin makan tak pernah menjadi hal yang dikhawtairkan dan diperjuangkan mati-matian. Namun, bagi Mbah Cep dan istrinya, makan merupakan kemewahan hidup yang sulit untuk dijangkau.
Jangan biarkan mereka terus kelaparan! Uluran tanganmu bisa memastikan mereka tak lagi khawatir akan nasib yang tak pasti. Dengan sedikit donasimu, mereka bisa terbantu dan merasakan hidup yang lebih layak dari sebelumnya.
Salurkan donasi terbaikmu melalui:
1. Klik “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran
4. Ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran
Sedikit dari kita bisa berarti segalanya bagi mereka. Terima kasih sudah peduli pada nasib Mbah Cep dan istri. Bantuanmu merupakan apa yang selama ini mereka tunggu kedatangannya. Jadi, pastikan kamu tak menunda untuk berdonasi ya!